MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN: PERENCANAAN STRATEGIS, PEMACAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah yang berjudul “Perencanaan Strategis, Pemecahan Masalah, dan
Pengambilan Keputusan” dengan lancar. Terima kasih juga kami ucapkan kepada
kedua orang tua kami yang selalu mensuport dan memberikan kami fasilitas dalam
pengerjaan makalah ini.
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Manajemen tentang
Perencanaan Strategis, Pemecahan Masalah, dan Pengambilan Keputusan. Selain itu
tujuan lain dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang
Ilmu Manajemen.
Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan kami sebagai penulis. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena iu,
dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun agar penyusunan makalah selanjutnya bisa menjadi lebih baik. Akhir
kata kami sampaikan terima kasih.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen, karena tanpa perencanaan
fungsi-fungsi lain tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana
formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan
tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah recana
tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Recana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap
anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat
untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus
dilakukan.
Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal yang buruk adalah suatu hal
yang mudah untuk dilakukan, karena kita jarang mengartikan frase mengambil
keuntungan dari sebuah situasi sama halnya dengan kita mengartikan frase
memperbaiki sebuah situasi yang buruk. Kita akan memperhitungkan peraihan
kesempatan kedalam pemecahan masalah dengan mendefinisikan masalah sebagai
suatu kondisi atau peristiwa yang merugikan atau memiliki potensi untuk
merugikan bagi sebuah perusahaan atau yang menguntungkan atau memiliki potensi
untuk menghasilkan keuntungan. Selama proses pemecahan masalah, manajer akan
terlibat dalam pengambilan keputusan. Di kehidupan sehari-hari kita sebenarnya
kehidupan yang selalu bersangkutan dengan keputusan. Keputusan merupakan
kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah melakukan musyawarah. Pengambilan
keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang
pemimpin
2.
TUJUAN
A.
Pembaca dapat memahami bentuk
perencanaan yang strategi
B.
Pembaca dapat mengetahui proses pembuatan keputusan rasional
dan berbagai permasalahannya serta pemecahannya
BAB 2
ISI
A.
PERENCANAAN STRATEGIS
1.
Pengertian perencanaan
Perencanaan ialah sejumlah
kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode
tertentu dalam rangka mencapai tukuan yang ditetapkan. Beberapa tokoh juga
berpendapat tentang arti dari perencanaan:
1.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan,
prosedur-prosedur, program-program dari alternatif-alternatif yang ada.
2.
G.R.Terry
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan
membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
3.
Louis A.Allen
Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan
untuk mencapai hasil yang diiginkan
4.
Billy E.Goetz
Perencanaan adalah pemilihan yang fundamental dan
masalah perencanaan timbul,jika terdapat alternatif-alternatif.
5.
Drs.H.Malayu S.P Hasibuan
Rencana adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan
dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu.
Jadi,setiap rencana mengandung dua unsur,yaitu:”tujuan dan pedoman” .
6.
Bintoro Tjokroaminoto
Proses mempersiapkan kegiatan kegiatan secara
sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujun tertentu
7.
Prajudi Atmosudirdjo
Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang
sesuatu yang kan di jalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang
melakukan, bilamana, dimana, dan bagaimana cara melakukanya.
8. S.P. Siagian
Perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran
secara matang menyangkut halhal yang akan di kerjakan dimasa dating dalam
rangka mencaoai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Pentingnya suatu
perencanaan
Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program
yang dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan di
waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusan yang
lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis,
berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap
lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan
dasar perlunya perencanaan:
1. untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan
1. untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pembuatan
keputusan
2. untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian
2. untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian
tujuan organisasi.
Tujuan perencanaan:
1. Standar Pengawasan, yaitu
mencocokan pelaksanaan dengan perencanaanya
2. Mengetahui kapan pelaksanaan
dan selesainya suatu kegiatan
3. Mengetahui siapa saja yang
terlibat ( struktur organisasinya ), baik kualifikasinya
maupun kuantitasnya
4. Mendapat kegiatan yang
sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
5. Meminalkan kegiatan kegiatan
yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan
waktu
6. Memberikan Gambaran yang
menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
7. Menyerasikan dan memadukan
beberapa sub kegiatan
8. mendeteksi hambatan kesulitan
yang bakal ditemui
9. Mengarahkan pada pencapaian
tujuan
Beberapa manfaat perencanaan adalah:
1. membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan
2. memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3. membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4. memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. menghemat waktu, usaha, dan dana
2. memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3. membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4. memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. menghemat waktu, usaha, dan dana
3. Hubungan perencanaan dengan fungsi-fungsi lain
Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan
manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saling tergantungdan
berinteraksi. Berikut ini penjelasan
tentang hubungan nnya:
A. Pengorganisasian dan penyusunan personalia
Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumber
daya-sumber daya keuangan, phisik dan manusia dalam organisasi. Perencanaan
menunjukan cara dan menunjukan sumber daya-sumber daya tersebut untuk mencapai
efektivitas paling tinggi.
B.
Pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan menentukankombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan menentukankombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
C.
Pengawasan
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering
disebut sebagai
“kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk
perencanaan efektif. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian
pelaksanaan kerja terhadap rencana. Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu
sumber daya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi.
4. Jenis-jenis perencanaan
A. Jenis perencanaan menurut
prosesnya
1.
Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkankebijakansaja,
tentang garis besar atau pokok dan
bersifatumum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakanitu tidak
dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
2.
Program Planning, merupakan perincian dan penjelasandaripada policy
planning. Dalam perencanaan ini
biasanyamemuat, hal-hal berikut:
a.
Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan
b.
Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan
c.
Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
d.
Prosedur kerja yang harus dipatuhi
e.
Struktur organisasi yang harus dipenuhi
3.
Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatuperencanaan yang
memuat hal- hal yang bersifat teknis seperticara-cara pelaksanaan tugas agar
berhasil mencapai tujuanyang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat
dalamperencanaan ini adalah: Analisa daripada program perencanaan
a.
Penetapan prosedur kerja
b.
Metode-metode kerja
c.
Tenaga-tenaga pelaksana
d.
Waktu, dan sebagainya
B. Jenis perencanaan menurut jangka
waktunya
1.
Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yangdalam
pelaksanaannya
membutuhkan waktu lebih dari tigatahun
2.
Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu
pelaksanaanya
membutuhkan waktu antara 1hingga tiga tahun
3.
Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek
yangpelaksanaannya membutuhkan waktu
kurang dari 1 tahun
C.
Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya
1.
National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh
wilayah negara
2.
Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah
3.
Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.
D. Jenis perencanaan menurut
penggunaannya
1.
Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai
saja. Dalam artian jika rencana
tersebut telahtercapai, maka tidak akan digunakan lagi
2.
Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secaraberulang-ulang,
walaupun sudah
dilaksanakan berkali-kali
E.
Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan
1.
General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan
menyeluruh untuk kegiatan kerja sama
yang lebih luas.Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahunpelajaran
2.
Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan
khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan
olehkepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikela IPA
F.
Jenis Perencanaan Menurut James Af Stoner dan R . Edward Freeman, 1994
1.
Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer
puncak dan menengah
untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas,
2.
Perencanaan operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana
perencanan strategis akan diimplementasikan
dalam kegiatan sehari hari.
5. Proses penyusunan perencanaan
Sebelum para manajer dapat
mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus
membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada
tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan
mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para manejer untuk mengerti peranan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pola perencanaan secara keseluruhan.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para manejer untuk mengerti peranan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pola perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Perencanaan yang efektif dan baik memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyadari adanya perluang. Artinya,
kesadaran akan suatu kesempatan merupakan titik awal yang sebenarnya dari
perencanaan. Hal itu meliputi suatu pandangan pendahuluan terhadap kemungkinan
adanya peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk melihatnya dengan
jelas dan lengkap, suatu pengetahuan tentang dimana kita berdiri pada sudut
kekuatan dan kelemahan kita, suatu pengertian tentang mengapa kita ingin
memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang apa yang menurut harapan kita
akan kita dapatkan.
2. Menentukan tujuan. Artinya, tujuan-tujuan
yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan menggambarkan hal-hal akhir yang
harus dilakukan, dimana penekanan penting harus ditempatkan, dan apa yang harus
dicapai oleh jaringan strategi, kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran dan
program-program.
3. Menentukan Premis. Artinya, Premis adalah
asumi-asumi perencanaan. Dengan kata lain, lingkungan yang diharapkan dari
rencana-rencana yang sedang dilaksanakan. Apabila premis perencanaan yang
konsekuen makin dipahami oleh perencana, maka akan semakin terkoordinasilah
perencanaan perusahaan itu.
4. Menentukan arah tindakan alternatif. Artinya,
langkah keempat di dalam perencanaan adalah mencari dan memeriksa arah-arah
alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak nampak dengan segera.
5. Mengevaluasi arah tindakan alternatif.
Artinya, dalam langkah ini, tindakan dan kegiatan yang telah dilakukan perlu
dilakukan evaluasi kekurangan dari tindakan alternative yang diambil dan dirasa
menghambat atau menggangu jalannya kegiatan tujuannya agar tidak terjadi
kesalahan para tahap-tahap selanjutnya dari kegiatan tersebut
6. Memilih satu arah tindakan, artinya langkah
yang terakhir dari perencanaan ini merupakan langkah yang paling menentukan
untuk melanjutkan pada proses pelaksanaan.
6. Pendekatan dalam perencanaan
1. Perencanaan
inside-out dan perencanaan outside-in
Perencanaan inside-out: terfokus pada
yang sudah dilakukan dan mengusahakan untuk melakukan yang tebaik yang dapat
dilakukan. Ini meningkatkan efektivitas organisasi.
Perencanaan outside-in: dari analisa
lingkungan eksternal muncul perencanaan untuk mengeksploitasi
kesempatan-kesempatan dan meminimisasi permasalahan yang terjadi. Kedua
perencanaan ini dapat dikombinasikan agar optimal.
2. Perencanaan
top-down dan perencanaan bottom-up
Perencanaan dari
atas ke bawah (top-down): manajer dibawah manajer puncak membuat perencanaan
berdasarkan tujuan yang telah ditentukan manajer puncak.
Perencanaan dari bawah ke atas
(bottom-up) dikembangkan pada tingkatan yang lebih bawah tanpa adanya batasan
yang secara teratur melewati hirarki tersebut ke tingkat manajer puncak.
Kelebihan: kuatnya komitmen dan kepemilikan dalam perencanaan yang lebih
rendah. Kelemahan: bila terlalu ekstrim mungkin akan gagal untuk menghasilkan
seluruh tugas yang terintegrasi dalam organisasi secara keseluruhan.
3. Perencanaan
contingency
Perencanaan yang terfokus pada
pemikiran ke depan. Perencanaan ini meliputi penentuan alternatif-alternatif
tindakan yang dapat diimplementasikan seandainya perencanaan orisinil tidak
sesuai karena adanya perubahan keadaan. Kunci: prediksi perubahan yang akan
datang yang dapat berakibat pada perencanaan yang sedang dijalankan.
7.
Ciri-ciri rencana yang baik
Perencanaan yang baik dapat
dinilai jika adanya :
1.
Perencanaan disusun sesuai
dengan tujuan perusahaan
2.
Tepat sasaran
3.
Manager menjalankan fungsinya
sebagai seorang coordinator
4.
Anggota atau karyawan berada
dalam satu koordinasi
5.
Anggota atau karyawan
menjalankan fungsinya sesuai dengan perencanaan program
6.
Adanya peningkatan kualitas
kerja karyawan atau anggota
7.
Perencanaan berhasil membuat
sebuah pelaksanaan
8.
Adanya pembagian sub-sub
koordinasi untuk menjalankan sebuah program
9.
Adanya kesepahaman antara
manager dengan karyawan atau anggotanya dalam membuat sebuah perencanaan
8.
Efektifitas perencanaan
Perencanaan yang baik dan efektif
akan berjalan baik dan baik atau tidaknya menurut George R Terry dapat
diketahui melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu 5W+1H
:
A.
What (apa),
Membicarakan masalah tentang apa yang menjadi tujuan sebuah perencanaan
dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut.
B.
Why (mengapa),
Membicarakan masalah mengapa tujuan tersebut harus dicapai dengan
mengapa beragam kegiatan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
C.Where
(dimana),
Membicarakan masalah dimana program dalam perencanaan tersebut
dilaksanakan
D.When
(kapan),
Membicarakan masalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan
diakhiri.
E.Who
(siapa),
Membicarakan masalah siapa yang akan melaksanakan program tersebut.
F.HOW
(bagaimana).
Membicarakan masalah bagaimana cara
melaksanakan program yang direncanakan
tersebut.
Dengan melakukan kategori di atas,
maka seorang manager akan mudah dalam melaksanakan program atau kegiatan yang
direncanakannya. Hal ini dikarenakan, metode yang dilakukannya terpola secara
baik dan berkesinambungan yang melibatkan berbagai macam objek penunjang
pelaksanaan program atau kegiatan.
Dilain hal, sebeuh perencanaan yang baik dan efektif haruslah
memiliki criteria-kriteria sebagai berikut :
1. Logis dan Rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh
akal, dan oleh
sebab itu
maka perencanaan tersebut bisa dijalankan.
2. Komprehensif. Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat
komprehensif.
Artinya menyeluruh dan
mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung terhadap perusahaan.
Perencanaan yang baik tidak hanya terkait dengan bagian yang harus kita
jalankan, tetai juga dengan mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan
bagian lain di perusahaan.
3. Fleksibel. Artinya, perencanaan yang baik diharapkan dapat
beradaptasi dengan
perubahan dimasa yang akan
datang, tapi bukan berarti perencanaan itu dapat diubah seenaknya.
- Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen
terhadap seluruh anggota
organisasi untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen
dapat dibangun dalam sebuah perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan
beranggapan bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai oleh organisasi.
- Realistis, perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan realistis. Artinya, apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.
B. Pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan
1. Macam keputusan manajemen
Terdapat beberapa jenis
keputusan dalam proses pengambilan keputusan.Berdasarkan keputusan yang harus
diambil oleh level manajemen di perusahaan jenis keputusan terdiri atas:
1. Keputusan Strategis, adalah
keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dalam sebuh perusahaan.
2. Keputusan taktis, adalah keputusan
yang dibuat oleh manajemen menengah
3. Keputusan operasional,
adalah keputusan yang dibuat oleh tingkat manajemen yang paling bawah, misalnya
operator mesin di lantai produksi.
Berdasarkan tersedianya pemecahan masalah, jenis
keputusan yang biasanya muncul adalah:
• Keputusan Terprogram. Keputusan
ini berkaitan dengan kebiasaan, aturan, dan prosedur. Dalam hal ini kondisi
yang dihadapi semuanya dapat diketahui dengan pasti.
• Keputusan tidak terprogram.
Keputusan tidak terprogram ini adalah keputusan yang tidak mempunyai suatu
aturan yang baku, tergantung pada jenis masalahnya. Biasanya, masalah yang
membutuhkan keputusan tidak terprogram ini terjadinya tidak dapat diprediksi.
• Keputusan tidak terstruktur.disebut
tidak terstruktur karena tidak diketahui pemecahannya karena ketidakjelasan masalahnya
2. Keputusan dan jenjang
manajemen
1.
HIGH LEVEL (tingkat tinggi)
Contoh halnya dirut dan wakilnya. Bertanggung jawab pengolahan
terhadap organisasi secara keseluruhan. Membuat rencana jangka panjang,
merumuskan strategi, menetapkan kebijaksanaan, dan menetapkan interaksi /
hubungan organisasi dengan lingkungan luar. Tingkatan yang mempunyai
tanggung-jawab penuh terhadap jalannya perusahaan. Dan biasanya pada tingkatan
ini membuat keputusan yang tidak terprogram, yaitu keputusan yang tidak selalu
terjadi.
2. MIDDEL LEVEL (tingkat menengah)
Salah satu contohnya seperti kepala bagian / divisi. Pengendali
manajemen dalam suatu organisasi. Bertanggung-jawab atas ruang lingkupnya,
wilayah, divisi dll. Merumuskan rencana jangka menengah, melakukan pengendalian,
membuat prosedur, dan membuat keputusan berdasarkan lingkup tanggung-jawabnya.
Sebagai pengendali dalam arti mengawasi dan meyakini bahwa organisasi
menjalankan strategic yang sudah ditetapkan secara baik, efektif dan se’efisien
mungkin.
3. LOW LEVEL (tingkat bawah)
Seperti supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya
operasional. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan sasaran operasional.
Membuat keputusan jangka pendek dan mengendalikan transaksi sehari-hari.
Biasanya keputusan yang diambil yaitu keputusan yang terprogram, keputusan yang
sering terjadi dan rutin.
3. Tahap-tahap pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus
dilalui, atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap ini merupakan kerangka
dasar, sehingga setiap setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa
sub tahap yang lebih khusus dan spesifik.
Proses
pengambilan keputusan menurut Levin dkk (1995) terdiri atas 6 tahap sebagai
berikut :
1.Observasi
Merupakan
aktifitas kunjungan lapangan, konprensi, observasi dan riset yang dapat
menjadi
informasi dan data penunjang.
2.Analisis Dan
Pengenalan Masalah
Penentuan
penggunaan, penentuan tujuan dan penentuan batasan-batasan yang dapat
menjadi pedoman
untuk mencari solusi sebuah masalah.
3.Pengembangan
Model
Peralatan
pengambilan keputusan antar hubungan model matematik, riset yang dapat
menjadi out put
proses.
4. Memilih Data
Masuk Yang Sesuai
Berupa data
internal dan eksternal, kenyataan, dan dapat dipercaya
5. Perumusan Dan
Pengetesan Yang Dapat Dipertanggung Jawabkan
Berupa
pengetesan atau percobaan dan pembuktian yang dapat menjadi out put yang
pemecahan yang
membantu pencapaian tujuan.
6. Penerapan
Pemecahan
Dapat berupa
aktifitas perubahan prilaku, pelontaran ide, pelibatan manajemen serta
penjelasan yang
dapat menjadi out put pemahaman manajemen untuk menunjang model operasi dalam
jangka yang lebih panjang.
4.Tipe-tipe masalah dan
pemecahannya
Masalah
merupakan kesenjangan antara das sollen atau teori dengan das sein atau fakta
empiris; antara yang ditetapkan sebagai kebijakan dengan kenyataan implementasi
kebijakan. Dalam masalah terdiri dua jenis masalah, yaitu:
1. Masalah
Sederhana (Simple Problem),
Ciri
dari masalah sederhana adalah, berskala kecil, berdiri sendiri (kurang memiliki
sangkut paut dengan masalah lain), tidak mengandung konsekuensi yang besar,
pemecahannya tidak memerlukan pemikiran luas dan mendalam.Pemecahan masalah
dilakukan secara individual. Teknik yang biasa digunakan, dilakukan atas dasar
intuisi, pengalaman, kebiasaan dan wewenang yang melekat pada jabatannya
2. Masalah
Rumit (Complex Problem),
Ciri
dari masalah rumit adalah, berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki
kaitan erat dengan masalah lain), mengandung konsekuensi besar, pemecahannya
memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
Pemecahan masalah
dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf
pembantunya. Jenis dari masalah ini adalah masalah yang terstruktur (struktur
problems) dan masalah yang tidak terstruktur (unstructured problems).
a. Masalah yang
Terstruktur,
Merupakan
masalah yang jelas faktor penyebanya, bersifat rutin dan biasanya timbul
berulang kali sehingga pemecahanya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan
keputusan yang bersifat rutin, repetitif dan dibakukan. Sifat pengambilan
keputusannya adalah. relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan
penyusunan metode, prosedur, atau program tetap.
b. Masalah yang tidak
Terstruktur,
Merupakan penyimpangan dari masalah
organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan
konsekuensinya, serta tidak repetitif. Sifat pengambilan keputusannya adalah,
relatif lebih sulid dan lebih lama, diperlukan teknik pengambilan keputusan
yang bersifat non-programmed decision-making.
Bagaimana
keputusan yang akan dibuat?
Kebijakan umum yang dapat membantu:
· Semakin dekat keputusan dibuat dengan asal/sumber masalah, semakin baik.
· Biasanya mereka yang berada paling dekat dengan masalah berada dalam posisi
terbaik untuk memutuskan apa yang akan dikerjakan
Kebijakan mempunyai dua konsekuensi :
· Sedikit mungkin meneruskan keputusan ketingkat yang lebih atas dalam
organisasi
· Sebanyak mungkin meneruskan keputusan ketingkat yang lebih bawah dalam
organisasi.
5. Gaya pengambilan keputusan
Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya
dilakukan oleh seorang pemimpin. Keempat gaya tersebut adalah:
1. Gaya Direktif
-Cenderung
bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan
masalah
-Berfokus pada
fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat
-Cenderung
berfokus jangka pendek
-Gemar
menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan
kekeuasaan yang otokratik
2. Gaya Analitik
-Hasil keputusan
didasarkan atas inputan hasil analisis
-Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif
dibandingkan gaya direktif
-Pengambilan
keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama
-Menggambarkan
pemimpin yang otokratik
3. Gaya
Konseptual
-Memecahkan
masalah dengan pandangan yang luas
-Suka
mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan
-Melibatkan
banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak
menggunakan intuisi dalam peng keputusan
-Berani
mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif
-Ketidakpastian
dalam pengambilan keputusan
4. Gaya Perilaku
-Cenderung
bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat
-Cenderung
menerima saran, sportif dan bersahabat
-Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli
pada kebahagiaan org lain
-Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika
keputusan tersebut akan berdampak kerugian pada orang lain
6. Model pengambilan
keputusan
a. Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana
keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal
sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
b. Model Manusia Administrasi, Dikemukan oleh Herbert A. Simon
dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup
keuntungan yang memuaskan
c. Model Manusia Mobicentrik, Dikemukakan oleh Jennings, dimana
perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas
mengambil keputusan
d. Model Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini
lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
e. Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan
pada sifat kompetitif
f. Model Sosial, Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya
orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi
dan situsai dibawah sadar.
g. Model Preskriptif dan
Deskriptif
Fisher
mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·
Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
·
Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi.
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi.
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model
Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan
reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan
“revisi” dan seterusnya.
7.
Pengambilan keputusan individu dan kelompok
Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
individual atau kelompok, tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya.
Keputusan individual dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan
keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan dalam
:
a)
Sekelompok pimpinan
b)
Sekelompok orang-orang bersama
pimpinannya.
c)
Sekelompok orang yang mempunyai
kedudukan sama dan keputusan kelompok
A.
Keputusan yang dibuat oleh
seseorang
Kebaikannya antara lain :
1.
Keputusannya cepat ditentukan
atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya.
2.
Tidak akan terjadi pertentangan
pendapat
3.
Kalau pimpinan ya ng mengambil
keputusan itu mempunyai kemampuan yang
tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan,
keputusannya besar kemungkinan tepat.
Kelemahannya antara lain :
1.
Bagaimana kepandaian dan
kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.
2.
Keputusan yang terlalu cepat
diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali kurang tepat.
3.
Jika terjadi kesalahan
pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri.
B.
Keputusan yang dibuat oleh
Sekelompok Orang
Kelebihannya antara lain :
1.
Hasil pemikiran beberapa orang
akan saling melengkapi
2.
Pertimbangannya akan lebih
matang
3.
Jika ada kesalahan pada
pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama.
Kelemahannya antara lain :
1.
Ada kemingkinan terjadi
perbedaan pendapat
2.
Biasanya memakan waktu lama dan
berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan
3.
Rasa tanggung jawab
masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab
jika terjadi kesalahan.
BAB 3
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Dari pembahasan
tersebut bisa disimpulkan perencanaan suatu hal yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan- tujuan di waktu yang akan datang dan dapat
meningkatkan keputusan yang Baik. perencanaan tidak pernah lepas dari kegiatan
kehidupan manusia , karena semua orang mempunyai perencanaan untuk kehidyupan
yang akan datang. Perencanaan diharapkan mendapatkan keberhasilan yang maksimal
yang telah direncanakan sebelumnya.
Perencanaan di bagi kedalam beberapa macam yaitu : proses,
waktu, pengguna, dll. Dan untuk mengetahui bahwa suatu perencanaan itu baik dan
efektif atau tidaknya dapat dilihat dari isi dalam perencanaan tersebut
terdapat 5W+1H, Perencanaan disusun sesuai dengan tujuan perusahaan ,Tepat
sasaran, Logis dan Rasional, Komprehensif, Fleksibel, Komitmen, Realistis.
Masalah mempunyai beberapa macam/ jenis juga. Di setiap
macam masalah terdapat penyelesaian yang berbeda beda pula. Dalam memecahkan
suatu masalah kita harus melakukan beberapa tahapan, yaitu: Observasi, Analisis
Dan Pengenalan Masalah, Pengembangan Model, Memilih Data Masuk Yang Sesuai,
Perumusan Dan Pengetesan Yang Dapat Dipertanggung Jawabkan, Penerapan
Pemecahan. Untuk memecahkan suatu masalah seorang pemimpin pun harus melihat
apakah keputusan ini harus di ambil secara indi vidual atau kelompok . Dan juga
gaya seorang pemimpin untuk mengambil keputusan pun berbeda beda.
2. PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
3.
DAFTAR PUSTAKA
http://arieucihasazuke.blogspot.com/2009/10/hubungan-perencanaan-dengan-fungsi.html
http://xiaolichen14.wordpress.com/2013/11/24/perencanaan-manfaat-dan-jenis-jenis-perencanaan-dalam-organisasi/
·
http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_perencanaan
http://babayuuu.blogspot.com/2012/11/jenis-keputusan.html
http://zikriimam.wordpress.com/2009/12/31/tingkatan-manajemen/
http://bonciz.wordpress.com/2011/01/05/proses-pengambilan-keputusan/
·
http://dedenur.wordpress.com/2012/10/08/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe-tipe-pengambilan-keputusan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemecahan-masalah/
·
http://ojan-jan.blogspot.com/2012/10/pengambilan-keputusan.html